Polisi di RSUD Paniai |
Paniai, ENS,-
Satuan Brimob Polda Papua dan Brimob Kelapa Dua Jakarta yang bertugas di
Paniai, melakukan razia terhadap seluruh Pasien warga asli Papua yang
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Uwibutu, Paniai
Rabu (13/3), mulai pukul 08.00 - 22.00 WIT. Razia ini dilakukan terhadap
pasien dan keluarga pasien yang membawan noken (tas tradisional),
selain itu mereka memeriksa hingga semua peralatan di tempat tidur,
selimut, bantal hingga kasur milik pasien dewasa dan anak-anak.
Tindakan razia oleh aparat Brimob
menimbulkan keresahan di kalangan pasien dan keluarga pasien. Sebagian
pasien dan keluarga pasien memilih untuk meninggalkan RSUD Uwibutu,
meskipun masa rawat inap belum berakhir. Seorang anggota keluarga pasien
mengatakan, “Kami datang di RSUD ini bukan cari telor atau bukan cari
intimidasi, tetapi kami datang di rumah sakit ini karena cari
kesembuhan. Namun mengapa pihak POLRI beranggapan atau mencurigai
seluruh pasien orang asli Papua sebagai anggota TPN-OPM atau orang
jahat, sehingga mereka anggota Brimob ini swiping terhadap pasien di
rumah sakit ini,” tegasnya kepada relawan ELSHAM Papua.
Keluarga yang memilih membawa pulang
pasien ke rumah untuk menghindari razia yang mengganggu psikologis
pasien mengatakan, “Lebih baik kami pulang dan menderita di rumah dari
pada polisi terus awasi kami. Kami akan mengobati keluarga dengan ramuan
tradisional, supaya bisa sembuh. Polisi kira kami orang jahat, dan
terus merazia kami punya barang-barang. Kondisi seperti ini bikin pasien
semakin parah,” keluh seorang keluarga pasien kepada relawan ELSHAM
Papua.
Sekitar tiga bulan sebelum tindakan
razia dilakukan, Brimob Polda Papua, Brimob Kepala Dua Jakarta dan
Polisi Dalmas Polres Paniai telah membangun Pos penjagaan di depan pintu
masuk RSUD Paniai. Setiap malam anggota Brimob selalu melakukan patroli
sambil menenteng senjata lengkap di dalam ruang rawat inap dan halaman
sekitar RSUD Paniai, sedangkan pada siang hari mereka bersiaga di pos
penjagaan dekat pintu masuk RSUD.
Tenaga medis dan petugas RSUD Paniai
asal Papua juga mendapat intimidasi dari aparat Brimob ketika hendak
menolong pasien asal Papua. Tindakan aparat Brimob yang dinilai telah
mengganggu aktivitas petugas medis di RSUD Paniai, menimbulkan reaksi
protes dari pihak RSUD. Pada hari Kamis (14/3), pukul 10.00 WIT, petugas
RSUD Paniai mengadakan rapat membahas beberapa agenda yaitu: (1)
Pemalangan RSUD Uwibutu Paniai; (2) Melakukan audiensi dengan Kapolres
Paniai guna menanyakan keberadaan pos penjagaan di depan RSUD, termasuk
tindakan razia terhadap seluruh pasien RSUD Uwibutu Paniai.
Direktur RSUD Paniai, dr. Carla
Desiana Susan, M.Ph, yang selama ini pasif terhadap situasi yang dialami
oleh pasien dan petugas RSUD, akhirnya hadir setelah terjadi aksi
pemalangan. petugas RSUD yang melakukan aksi pemalangan mendesak agar
direktur bersama mereka melakukan tatap muka dengan kapolres Paniai.
Permintaan tersebut ditolak oleh direktur RSUD, dan mengaskan bahwa
dirinya sendiri yang akan bertemu dengan Kapolres Paniai.
Siang sekitar pukul 13.00WIT,
direktur RSUD Paniai mengumpulkan para petugas RSUD untuk menyampaikan
hasil pertemuannya dengan Kapolres Paniai. Hasil yang dibicarakan
adalah: (1) Polisi mengadakan razia dengan tujuan untuk mencari tahu
anggota TPN-OPM yang kemungkinan sedang menjalani rawat inap; (2)
Kapolre menegaskan bahwa tidak akan mengulangi aksi razia di RSUD Paniai. Direktur RSDU selanjutnya memberitahukan hasil pertemuannya kepada pasien dan keluarga pasien yang masih berada di RSUD Paniai.
Tindakan razia oleh aparat Brimob
dan polisi di RSUD Paniai, pernah terjadi ketika seorang anggota Brimob
atas nama John Kasiwaitouw tertembak OTK di ujung bandara Enarotali
pada 21 Agustus 2012 silam. Pasca penembakan, aparat polisi dan brimob
menjadi brutal, memasuki RSUD Paniai, mengintimidasi pasien dan petugas
RSUD asal Papua, dan mengusir mereka dari RSUD Paniai. @ENS
Sumber : http://www.elshampapua.org/index.php/15-elsham-news/248-polisi-gelar-razia-di-rsud-uwibutu-paniai