Pages

Pages

Rabu, 20 Maret 2013

Jhon You+Manfret Mote: Kegiatan Muspas & Kembro Sebagai Sprit Hidup Suku Mee

Kegiatan Muspas dan Kembro Selalu dan Terus menyerukan  di mimbar gereja katolik dekanat paniai, Deiyai jhon You  dan Manfret Mote buka-bukaan soal perseturuanya dengan warga masyarakat setempat atas pentingnya mengankat culture daerah. Manfret Mote Menyatakan melalui Via HP Pesta Emas (MUSPAS ) tahun depan akan di laksanakan pada bulan April 2014 di Paroki Diyai dan Kembro akan di laksanakan Akhir bulang Mei si Uwebutu Tage.
 
Jhon bersih kukuh untuk mempertahankan bangunan (ema Owa). Perlindungan budaya bagi Jhon berawal dari pergeseran secara cepat perkembangan era modrenisasi dari budaya luar. Hal ini sekitar warga sangat medukun dan mengapresiasinya atas membangkitkan budaya tersebut  dari warga sekitar suku mee. Pada dasarnya untuk melindungi budaya Jhon melihat dari dua sisi utama yakni,; pertama; perspektif  keberpihakan perekonomian rakyat, kedua perspektif historis. Kedua hal itulah yang mendasari Jhon untuk tetap mempertahankan budaya pesta yuwo alias (ema dey). 

Menurut Jhon dari persifektif keberpihakan yang membangun usaha ekonomi dari luar misalnya Mol, kios dan sebagainya sangatlah jahu ekonomi kerakyatan. Keberadaan mol dan usaha modern akan mematikan prekonomian warga sekitar apa lagi kehadiran perusahan seperti pada tahun 2008 hadir sebuah caban PT. Friport Indonesia di  Timida, kehadiran itu Pandangan Jhon sangat tidak akan mensejatrakan masyarakat setempat. Malahan kehadiran PT tersebut akan membawah efek buruk bagi masyarakat setempat mulai dari kerusakan alam, ekonomi, budaya, dan kesehatan.  Apa lagi di sekitar PT tersebut terdapat pasar tradisional, tempat piarah ternak yang menopan hayat hidup warga setempat. Dalam pandangan Jhon tak banyak keuntungan bagi trakyat yang akan di dapatkan dari kehadiran PT tersebut itu. Lagi pulah, keuntungan yang didapat pun tak sebesar kerusakan ekonomi yang akan di derita warga. 

Hal tersebut dapat di lihat dari dampak pembangunan PT yang di bangun di sekitar  PT tersebut itu. Masih belum lagi kehadiran mol dan lainnya yang hadir  di pusat pemerintahan. Hal tersebut diatas bisa dilihat dari dampak pembangunan mol dan PT di kota-kota besar lainya. Jakarta, misalnya banyak nya mol yang doi bangun di pusat pemerintahan  dan perdagangan Indonesia indi berdampak pada perekonomian warga sekitar.  Banyak pasar–pasar tradisional yang dulunya ramai pengunjungnya kini semakin lama tiba-tiba sepi.  Karena sebagian besar orang lebih nyaman dan leluasa beli di mol. Bagaimana pun dalam hal ini prinsip ekonomi tetap di pegang teguh oleh para pembeli. 

Maka dari itu kebijakan yang di ambil dari Jhon You untuk melindungi para pengusaha local yang berbasis budaya itu. Meskipun secara pinansial tidak begitu besar keuntunganya, namun secara sosial, perlindungan terhadap pengusaha kecil yang berbasis lokal yang ada di pasar tradisional bisa menjadi salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Melalui pasar lokal juga menumbuh kembangkan skill yang di miliki masyarakat kecil. 

Adapun dari perspektif historis, Jhon menilai bahwa melalui MUSPAS dan Kembro masuk dalam kategori cagar budaya sesuai dengan UU cagar Budaya No 11 Thn.2010. maka menghancurkan pengaru  budaya luar yang masuk  di daerah Meuwo alias di pingiran danau Tage, danau  Paniai, danau Tigi dan Lemba hijau Kamu.  

YULIUS.K.PEKEI.

 Foto  Kembro di Madi Paniai pada tanggal  21-27 juni  2011 Jhon You menjelaskan teknis kepada tim panitia Fr.Okto Pekei, Fr.Fans Doo.