SALAH SATU PEJABAT DI PEMKAB
INTAN JAYA SEDANG MENGAMANKAN
AKSI KERIBUTAN ANTARA MASSA
DENGAN AGEN AVIA STAR
(FOTO: ARNOLD BELAU/SP)
|
PAPUAN, Nabire— Sejak tahun 2009, Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya telah menjalin kontrak kerja dengan maskapai Aviastar Mandiri, untuk penerbangan rute Nabire-Sugapa, dan Sugapa-Nabire, namun selalu saja terjadi adu mulut antara masyarakat dan agen pesawat, yang berujung pada perkelahiaan.
Hal tersebut diungkapkan Jelila Janambani, salah satu tokoh perempuan Kabupaten Intan Jaya, saat ditemui di Bandara Udara Nabire, Jumat (22/2/2013), kemarin.
Dikatakan, ia selalu membeli tiket di luar penjualan resmi dengan harga yang relatif sangat mahal, yang sebenarnya harta tiket Rp. 500 ribu rupiah, namun ia dapat membeli dengan harga Rp. 1 juta rupiah, hingga 1.5 juta rupiah.
“Saya meminta Pemda harus perjelas status penjualan kursi, berapa untuk masyarakat, berapa untuk Pelajar dan Mahasiswa, dan berapa untuk pejabat pemerintah,” harapnya.
Hal itu diperlukan, agar ditahun-tahun mendatang tidak ada keributan seperti ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mencari solusi yang baik untuk kebersamaan semua pihak.
Sementara itu, Aser Kudiai, salah satu pejabat Intan Jaya mengatakan, persoalan tersebut telah diketahui oleh Bupati, Sekda dan Kabag Kesra di Kabupaten Intan Jaya, sehingga di harapkan kesabaran masyarakat, sebab akan ada perubahaan dalam sistem penjualan tiket.
Salah satu tokoh Pemuda Intan Jaya, Frans Mirip, meminta agar pemda memperjelas persoalan yang selama ini terjadi dalam jual beli tiket pesawat Aviastar Mandiri dari Nabire tujuan Sugapa, karena pejabat naik turun seenaknya, dan masyarkat selalu jadi korban dan perkelahian akibat tidak mendapat tiket.
“Jadi, pada intinya kami minta ke Pemda agar agen yang bekerja selama ini harus diganti, karena kinerja mereka tidak becus dan selalu saja konflik. Itu permintaan terakhir sekalIgus solusi yang kami tawarkan kepada pemda agar tidak lagi terjadi masalah,” tegas Zanambani.
Sekedar diketahui, kontrak kerjasama dengan subsidi harga tiket murah dengan maskapai Aviastar Mandiri, sejak tahun 2009, sebenarnya diperuntukan bagi masyarkat Intan Jaya yang punya ekonomi lemah dan tidak mampu.
Namun, justru para pejabat dilingukan Pemkab Intan Jaya yang semakin diuntungkan karena dengan mudahnya mendapat tiket sehingga mampu naik-turun ke Sugapa tanpa halangan.
Bupati Kabupaten Intan Jaya diduga telah mengetahui persoalan ini sejak lama, namun terus melakukan pembiaran karena pejabat yang lebih diuntungkan dari permainan tersebut.
ARNOLD BELAU