Kapendam XVII/Cenderawasih,
Letkol Infantri
Jansen Simanjuntak.
(Jubi/Arjuna)
|
Jayapura, 21/2 (Jubi) – Delapan orang anggota
TNI yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak, Papua
tewas tertembak saat terjadi penyerangan pos TNI dan penghadangan oleh
kelompok bersenjata, Kamis (21/2).
Penyerang terhadap pos TNI di Tinggi Nambut, Puncak Jaya terjadi
sekitar pukul 09.30 WIT dan mengakibatkan, Lettu Reza dari Yonif 753
mengalami luka tembak di lengan. Sementara rekannya Pratu Wahyu Wibowo,
dari kesatuan yang sama meninggal dunia usai terkena tembakan di dada.
Selain itu, dua masyarakat sipil juga dikabarkan tertembak.
“Prajurit ditembak dari jarak 300 meter di ketinggian depan Pos TNI.
Namun untuk dua masyarakat sipil kami belum dapat informasi resmi.
Sementara penghadangan dan penyerangan anggota TNI di Puncak terjadi
pukul 10.30 WIT. Saat itu 12 orang anggota dari Koramil 1714 Sinak
menuju bandara yang jaraknya sekitar 3-4 km untuk mengambil alat
komunikasi dihadang dan ditembaki kelompok bersenjata. Akibatnya tujuh
prajurit meninggal dunia,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol
Infantri Jansen Simanjuntak, Kamis (21/2).
Menurutnya, ketujuh anggota TNI yang meninggal dunia tersebut adalah
Sertu Ramadhan, Sertu Frans, Pratu Edi, Praka Jojo Wiharjo dan Praka
Wempi dari Batalion 753 Nabire. Pratu Mustofa dan Sertu M Udin, dari
Koramil Sinak 1714 PJ.
“Namun kami belum tahu apakah ada korban dari kelompok penyerang baik
yang di Tinggi Nambut maupun di Puncak. Yang jelas saat diserang
prajurit pasti akan memberikan perlawanan karena mereka terlatih
sehingga bisa menembak tepat sasaran. Kelompok yang melakukan
penyerangan pastilah kelompok besar. Kalau tidak, pasti mereka tidak
berani. Namun berapa jumlah mereka, motifnya apa,kelompok siapa dan
jenis senjata yang digunakan belum diketahui,” ujarnya.
Dikatakan, hal tersebut baru bisa terungkap jika sudah ada olah TKP.
Yang jelas mereka sudah melanggar aturan hukum. Selain memiliki senjata
yang tak seharusnya mereka miliki juga menggunakan senjata itu menyerang
aparat negara yang sedang bertugas.
“Korban sendiri akan sesegera mungkin dieavakuasi ke Jayapura sebelum
dibawa ke Nabire karena keluarga mereka ada di sana. Atas nama
Panglima, pihak Kodam XII/ Cenderawasih mengucapkan belasungkawa yang
sedalam-dalamnya atas meninggalnya prajurit TNI tersebut. Semoga
keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Inilah pengabdian seorang
prajurit terhadap negara dan masyarakat. Saya juga atas nama panglima
mengingatkan kepada semua prajurit Kodam agar selalu siap menghadapi
situasi kapanpun dan dimanapun,” katanya. (Jubi/Arjuna)