Direktur Ecology Papua Institute, Titus Christoforus Pekei (SUCENKO) |
Nabire (7/1)—Di tengah maraknya tokoh politik di
bumi Papua, muncul seorang peneliti dan penggagas muda asal tanah
Papua yang peduli dengan budayanya. Dia adalah, Titus Christoforus
Pekei, SH, Msi, yang berhasil mendaftarkan tas tradisional Papua yang
dikenal dengan nama: Noken ke tingkat internasional dalam sidang PBB di
Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.
“Tanah Papua sangat potensi dengan sumber daya alamnya dan juga
ilmu-ilmu dasar, dalam hal ini adat tradisi yang mana mengasa kreatif
atau berimajinasi melalui kerajinana tangan yang sangat kaya, salah
satunya tas tradisional Papua bernama Noken,” kata Titus yang juga
Direktur Ecology Papua Institute (EPI), beberapa waktu lalu di Deiyai,
Papua.
Sebagai ajakan bagi masyarakat tanah Papua, kata Titus, terutama para
pengrajin dan juga yang paling utama pemangku kepentingan di tanah
Papua, baik dari gubernur hingga tinggkat terendah, pemimpin agama
hingga tingkat terendah dan lembaga swadaya masyarakat agar benar-benar
melihat hal ini. Sebab sekarang Noken telah ditetapkan dan diakui
sebagai warisan dunia. “Kita harus kembali mendalami ilmu Noken ini.
Sebab Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi dan kebenaran,”
kata Titus, yang penulis buku Manusia MEE di Papua dan buku Cermin Noken
Papua ini.
Menurut Titus, awalnya Noken yang dianggap sebuah benda yang di mata
orang mungkin tak bermanfaat. Namun sebenarnya di dalam Noken,
tersimpan banyak makna atau nilai. “Karena itu, kita harus mengedepankan
nilai-nilai yang terkandung dalam arti Noken in. Sebab tanpa Noken,
tidak ada kehidupan dan tanpa noken tidak ada kebersamaan,” kata
lulusan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.
Titus mengatakan, bagi siapa saja yang nantinya terpilih menjadi
pimpinan di suatu daerah, mestinya harus mengenakan atau menggunakan
Noken sebagai simbol pelantikan wadah untuk menyimpan aspirasi
masyarakat. “Saya fikir jika kita mengenakan Noken, artinya bahwa ia
(pemimpin), juga merupakan anak adat yang maju tanpil di provinsi maupun
di daerah,” katanya. (Sucenko/Ones Madai)